Mungkin masih belum banyak orang yang tahu jika sebenarnya
berbisnis jamur tiram itu menjanjikan omset yang sangat menggiurkan. Selain
budidaya jamur tiramnya sendiri yang menguntungkan, produk olahan berbahan
dasar jamur tiramnya sendiri dapat menambah nilai jual jamur tiram makin laris
manis dipasaran. Seperti Idih,pembudidaya jamur tiram dan produk olahannya di
daerah curug, Bogor. Jamur yang dibudidayakannya diolah menjadi makanan olahan
seperti bakso jamur, mie ayam jamur, batagor jamur, sate jamur, nugget jamur
dan nasi goreng jamur.
Simak kisah para pebisnis budidaya jamur tiram yang sukses
berikut ini:
1.
Tandri Kurniawan, pria yang berasal dari Riau ini sukses menjadi
pengusaha jamur tiram setelah hijrah ke Bandung. Sebelum sukses menggeluti
usaha jamur tiram mulanya Tandri berprofesi sebagai office boy di salah satu
hotel Bandung. Dengan berani Tandri mencoba peruntungan berbudidaya jamur tiram
di dalam rumah. Sejak tahu bahwa budidaya jamur tiram ternyata memiliki peluang
usaha yang menjanjikan, Tandri menyewa bilik bambu yang mampu menampung 12.000
baglog jamur. Margin keuntungan yang kecil karena menjual hasil panen jamur
tiramnya ke tengkulak membuat Tandri memutuskan untuk membuat produk olahan
dari jamur tiram, keripik jamur. Pemasarannya dilakukan secara modern,
menggunakan media sosial dan BBM grup. Dari hasil inovasinya Tandri mampu menjual
habis 1.000-1.500 bungkus kripik jamur dengan harga berkisar Rp. 15.000-17.000
per bungkus kripik jamur. Keuntungan bersih yang didapatnya sekitar Rp. 4 juta
perbulan, bandingkan jika ia harus menjual jamur tiram segarnya ke tengkulak,
hanya memperoleh Rp. 600.000 per bulan. Sekarang Tandri mencoba melebarkan
sayap pemasaran dengan mendistribusikannya ke minimarket.
2.
Kaiman, pengusaha jamur tiram asal Pasuruan dengan omset 300
jutaan/bulan. Siapa yang menyangka jika dulu Kaiman adalah seorang supir dan
tukang ‘peras’ di desanya. Awal perkenalannya dengan dunia jamur karena diajak
turut serta oleh temannya membudidaya jamur tiram. Lambat laun usaha budidaya
jamur tiram Kaiman berkembang, sekarang sudah memiliki 3 pusat pembudidayaan
jamur yakni di Bali, Desa Bulukandang dan Desa Dayurejo. Omset yang didapat
Kaiman pun tak main-main, yakni berkisar 300-350 jutaan tiap bulannya dengan
keuntungan bersih 30% dari omset, sedang sisanya untuk biaya operasional. Dari
bisnis jamur tiram ini pula Kaiman mampu mempekerjakan 40 orang sebagai
karyawannya. Pasar jamur tiramnya ia pasok ke Surabaya, Bali dan Balikpapan.
Bahkan jamur tiram Kaiman sudah masuk ke pasar ekspor Korea dan China.
3.
Mintarya Sonjat, pengusaha jamur dan pendiri Solagracia yang
awalnya hanya iseng-iseng membudidayakan jamur merang. Karena kesan baik yang
diterima oleh masyarakat sekitar tinggalnya mengenai jamur merang, Mintarya mengembangkan
usahanya. Kumbung jamur merang pertama yang ia bangun berukuran 1x2 m, sekarang
menjadi 6x12 m hingga akhirnya ia mampu memanen jamur merang segar ataupun
kering 50 kg per hari. Dari hasil panen jamur merang tiap bulannya Mintarya
mampu membukukan omset Rp. 20-30 juta. Menurut pria asal Cianjur ini, tempat
budidaya bukanlah kendala yang harus dikhawatirkan, buktinya ia mampu
membudidayakan jamur merang di tempat yang berlokasi di dataran rendah.
4.
Fatoni, pengusaha bisnis waralaba jamur kriuk, produk olahan
jamur tiram yang telah jatuh bangun di bidang usaha konstruksi dan
penerbitan. Sukses adalah cita-cita
Fatoni, pria asal Purwokerto, Jawa Tengah ini. Perkenalannya dengan produk
olahan jamur tiram yaitu ketika dia masih menjadi pengangguran dan hidup dirumah
mertuanya yang sangat pandai mengolah makanan dan memiliki warung makan. Dengan
mencari literatur-literatur mengenai peluang usaha makanan olahan, Fatoni
memberanikan diri untuk membuka konsep franchise jamur kriuk im.
5. Triyono Untung Priyadi, juragan besar jamur tiram asal Cianjur. Hasil
panen jamur tiramnya sebanyak 4 ton perbulan mampu memenuhi kebutuhan pasar Sukabumi,
Bogor, Bandung, Jakarta, bahkan Yogyakarta. Pria yang dulunya bekerja sebagai
manajer riset perusahaan penghasil jamur shiitake (lentinus edodes) terbesar di
Asia Tenggara ini berkeyakinan bahwa ia mampu memanfaatkan potensi bisnis lokal
yang ada dilingkungannya. Berbekal keyakinan tersebut ia mendirikan kumbung
jamur pertamanya pada tahun 2001. Usaha budidaya jamur tiram yang awalnya
dibangun di lahan 6.000 m2 itu sekarang berkembang di lahan 3 ha. Triyono pun
mampu mempekerjakan 11 orang sebagai pegawainya. Inovasi selalu dilakukan
Triyono sebagai upaya untuk menghasilkan jamur tiram berkualitas tinggi, bahkan
karena hasil inovasinya itu politikus Rizal Malarangeng tertarik membesarkan
bisnis jamur tiram ini.
Masih banyak lagi para pengusaha jamur tiram diluar sana yang
belum disebutkan. Mari kembangkan usaha jamur tiram/jamur konsumsi lainnya
seperti merang, kuping, shiitake dengan memulai saat ini.
Semangat berwirausaha…….
Sumber: dari berbagai sumber
Jatayutm, praktisi pembudidaya jamur tiram Bogor, Jakarta dan Tangerang mengadakan pelatihan keterampilan (skill) bagi para karyawan perusahaan yang akan memasuki masa pensiun sebagai bekal berwirausaha.
Info: 08179163724
Jatayutm, praktisi pembudidaya jamur tiram Bogor, Jakarta dan Tangerang mengadakan pelatihan keterampilan (skill) bagi para karyawan perusahaan yang akan memasuki masa pensiun sebagai bekal berwirausaha.
Info: 08179163724
Baca juga:
Pembuatan baglog jamur