Berawal
dari pembicaraan santai saat kunjungan ke perkebunan sawit milik H. Bachruddin
Moyensyah di daerah Muko-muko Bengkulu di penghujung tahun 2007 tercetus sebuah
ide untuk mendirikan sebuah unit produksi pupuk organic cair yang aman, ramah
lingkungan dan berguna dalam meningkatkan tingkat produksi pertanian.
Keinginan
ini muncul didasari pengalaman dari penggunaan pupuk organik cair di perkebunan
sawit di muko-muko tsb. Produksi sawitnya di lahan yang hanya seluas 5 hektar
tsb mampu mencapai angka 2.5 ton per satu kali panen atau sekitar 5 ton dalam 1
bulan. Dan ketika mengalami masa trek (turun produksi), produksi sawit yang
menggunakan pupuk organik cair tersebut dapat bertahan tidak terjauh jauh dari
quota produksi rata-rata bulanan dan hanya mengalami masa trek hanya selama
tiga pusingan (tiga kali panen). Disamping juga nilai ekonomis yang didapat
dari selisih perbandingan biaya jika menggunakan pupuk kimia sintetis. Terlebih
lagi nilai yang tidak dapat dihitung dari nominal apapun adalah efek positif
dari penggunaan pupuk organik cair tsb pada lingkungan sekitar, khususnya pada
tingkat kesuburan lahan/tanah. Sebagaimana diketahui bersama bahwa tanaman
sawit merupakan salah satu tanaman yang cepat haus dan kuat dalam menyedot air,
sehingga tidak heran bahwa lingkungan sekitar perkebunan sawit membutuhkan
sumber daya air yang tidak terbatas, jika tidak ingin lingkungan tersebut
menjadi gersang, dan juga tingkat produktifitas tanaman akan terlihat sangat
berbeda disaat musim kemarau melanda. Selama menggunakan pupuk organik cair tsb
hal yang menjadi tantangan tersebut seakan terlampaui.
Dengan
menggandeng Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam hal formulasi pupuk organik
cair, lahir lah produk Pupuk Organik Cair Bio MPM (Mitra Petani Mandiri) yang
sesuai dengan kriteria yang diimpikan, sebuah produk pupuk yang aman, ramah
lingkungan, hemat dan bermanfaat bagi masyarakat secara umum.
Berdasarkan
penelitian dan pengembangan, formulasi pupuk organik cair Bio MPM yang pada
hakikatnya merupakan wujud dari jutaan mikroba positif terbukti mampu dan
efektif dalam meningkatkan hasil pertanian, meningkatkan kesuburan lahan dan
menekan biaya produksi pertanian. Tidak hanya pada perkebunan sawit yang masuk
kategori tanaman keras, pupuk organik cair Bio MPM dapat diaplikasikan pada
segala jenis tumbuhan dan pertanian. Pada tahun 2009 pupuk organik cair Bio MPM
berhasil mendapatkan sertifikat uji lapangan pada tanaman sayur mayur jenis
pakchoi yang dikenal sebagai tanaman sayur dengan tingkat kandungan serat yang
tinggi dari Institut Pertanian Bogor. Begitu juga aplikasi pada tanaman padi,
jamur, palawija dan tanaman hias.
Tidak
hanya berhenti pada pertanian dan perkebunan, pada pertengahan 2010 formula
pupuk organik cair Bio MPM berhasil diaplikasikan pada bidang peternakan dan
perikanan. Aplikasi pupuk organik cair Bio MPM di bidang peternakan dan
perikanan berfungsi sebagai probiotik
alami. Penggunaan pada peternakan ayam dengan cara dicampurkan pada minuman, terbukti dapat merangsang nafsu
makan ayam ternak disamping juga meningkatkan imunitas hewan terhadap serangan
penyakit sehingga hasil yang didapat terlihat sangat signifikan dari segi bobot
produksi yang tinggi dan tingkat kematian (mortalitas) yang rendah.
Sebuah
produk pupuk yang diharapkan telah berhasil tercipta, pengembangan dan kontrol
atas produk tersebut senantiasa dilakukan untuk mencapai kualitas yang bermutu
tinggi. Diharapkan penggunaan pupuk organik cair Bio MPM secara luas dapat
memberikan manfaat yang besar bagi alam lingkungan kita, bagi kalangan petani,
juga bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan untuk generasi kedepan nantinya.
Baca juga:
Bidang Penggunaan Pupuk Organik Cair Bio MPM
Baca juga:
Bidang Penggunaan Pupuk Organik Cair Bio MPM